Museum Airlangga pada awal berdiri tahun 1982 berada di sekitar pemandian Tirtoyoso yang diberi nama museum Tirtoyoso, berdampingan dengan stadion Brawijaya. Awal mula bangunan sangat unik, namun berjalannya waktu pada tahun 1990 museum ini dipindah ke lokasi baru. Didahului peninjauan lapangan oleh pihak terkait melalui rapat, diputuskan lokasi yang akan digunakan membangun museum baru adalah kawasan Gunung Klotok atau satu area dengan Goa Selomangleng, yang beralamat di Kelurahan Pojok kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.
Museum baru ini di beri nama Museum Airlangga. Didirikan oleh pemerintah Kota Kediri tahun 1990 dan diresmikan pada tahun 1992. Museum Airlangga diambil dari nama raja Airlangga pendiri Kerajaan Kahuripan atau ayah Dewi Kilisuci yang erat hubungannya dengan sejarah goa Selomangleng. Museum Airlangga merupakan museum yang menampung beragam benda kuno peninggalan kerjaan Kediri, antara lain arca, jaladwara, fragmen relief, kalamarka, prasasti, batu kuno, guci kuno, tembikar, yoni, jambangan batu, makara dan batu berangka tahun.
Gambar: bosniatravel.net
Perlu diketahui, sebelum memasuki museum kita akan menemukan ada banyak pedagang yang berjualan di depan museum. Lalu, harga tiket masuk museum Airlangga sebesar Rp. 2000. Setelah masuk area museum, terdapat dua gedung utama. Masing-masing gedung mempunyai fungsi tersendiri. Ruangan yang berada di depan gerbang menyimpan peninggalan beupa arkeolgi. Sedangkan yang berada di sebelah kiri gerbang disebut ruangan etnografi. Dalam ruangan arkeologi, terdapat beragam peninggalan masa kerajaan Kediri yang berupa bebatuan, diantaranya prasasti, patung dewa-dewi sesembahan agama hindu, arca, gentong dari batu, batu angka tahun, altar batu, arca dewa wisnu, dll. Dan ada yang menarik pada ruangan ini, yaitu jambangan batu yang sangat besar dan hanya ada satu di Indonesia.
Gambar: bosniatravel.net
Sementara itu, di ruangan etnografi terdapat peninggalan kerjaan Kediri yang sangat berbeda dibanding ruangan arkeologi. Tersimpan beragam peralatan rakyat Kediri pada masa lalu, mulai dari gilingan jagung, gilingan tahu kuno, cetakan genting, anak timbangan, lesung dan alu, peralatan dapur, peralatan tenun kuno, dan masih banyak lagi. Museum Airlangga juga mempunyai koleksi peralatan transportasi jaman dulu seperti cikar dan delman. Ada juga alat musik gamelan dan wayang yang digambarkan sebagai kesenian rakyat sejak jaman dahulu kala. Terdapat pula banyak fosil flora dan fauna laut maupun darat yang didapatkan dari berbagai wilayah di nusantara.
Menghabiskan waktu liburan tidak hanya berkunjung ketempat wisata saja, tapi mengunjungi tempat-tempat seperti museum juga tidak kalah seru agar kita sama-sama belajar dan mengetahui apa saja peninggalan yang harus ikut dilestarikan dan dijaga.
0 Comments